MARI DUDUK MAKAN BERSAMA YESUS
"MARI DUDUK MAKAN BERSAMA YESUS"
Yesaya
25:6; Wahyu
3:20; Lukas 22:30a
Makanlah Bersama Yesus dalam Kerajaan-Nya
Siapa yang tidak suka
makan bersama?, makan bersama merupakan waktu yang dinanti-nantikan. Di STT berea,
aktifitas mahasiswa diatur dengan Bel. Bel untuk belajar, bel untuk kuliah, bel
untuk makan, bel untuk kerja harian. Saya sering mengamati, jika bel itu untuk
aktifitas selain makan, mahasiswa pasti telat beberapa menit. Namun jika bel
itu untuk makan bersama dapat dipastikan mahasiswa tidak akan telat bahkan
mereka bisa datang lebih awal untuk menunggu bel makan berbunyi. Kami selalu
menanti-nantikan waktu makan bersama. Makan
bersama juga merupakan saat-saat yang sangat menyenangkan dan indah. Makan
bersama lebih dari pada sekedar makan. didalamnya ada persiapan memasak, proses
penyajian, acara dan percakapan. Melalui makan bersama, ada ikatan kasih, ada
kebersamaan dan tanda persahabatan yang indah. Dalam alkitab pun, gambaran
paling banyak mengenai Kerajaan Sorga adalah makan bersama.
Nabi Yesaya menulis: “TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini
bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu
perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum,
anggur yang tua yang disaring endapannya.”
Di Lukas
22:30a “bahwa kamu akan makan dan minum
semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku…”
Dan Wahyu
3:20 dikatakan “Lihat, Aku berdiri di
muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan
membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama
dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
Didalam
tulisan injil, makan bersama juga merupakan bagian penting dari pelayanan Yesus
dalam usahanya memberitakan Kerajaan Sorga. jika kita
membaca kitab-kitab Injil, ajaran-ajaran Yesus selalu dilatarbelakangi dengan
makan bersama. Dimanapun Yesus berada,
ia pasti makan-makan bersama. Ia makan dengan matius dan zakheus pemungut cukai,
ia melakukan mukjizat dengan makanan (5 roti dan 2 ikan), Yesus makan dengan
simon si kusta, Yesus makan dirumah ibu mertua petrus, Yesus makan dengan maria
dan marta, Yesus ikut pesta perkawinan dikana, Yesus makan bersama murid-murid
saat paskah. dan terakhir didapati setelah kebangkitannya, Yesus makan dengan
Thomas di Emaus dan membakar ikan dipinggir danau Galilea. Kisah-kisah
perumpaman Yesus, juga berbicara mengenai suasana pesta makan. Bahkan, Injil
Lukas menulis ada 10 peristiwa Yesus makan bersama.
Mengapa makan bersama Yesus selalu dipakai sebagai
gambaran kerajaan Sorga? Mari kita duduk makan bersama Yesus, dan melihat apa hubungannya
makan bersama dengan kerajaan Sorga.
1. Makan Bersama Sebagai Undangan Kerajaan Sorga bagi Orang-Orang Berdosa
Didunia Perjanjian Lama, makan
bersama menjadi bentuk keramah-tamahan. Ketika Abraham berjumpa dengan
malaikat yang diutus oleh Allah untuk memberitahukan kepadanya, bahwa sarah
yang sudah tua itu akan melahirkan anak. Maka Abraham menyambut malaikat itu
dengan acara makan bersama (Kej. 18:1-8). Jamuan makan terhadap kehadiran
malaikat menunjukan bahwa makan bersama bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan
jasmani tetapi juga kegiatan agamawi dimana manusia bertemu dengan pernyataan
Allah.
kesepakatan untuk berdamai juga
terjadi dimeja makan.
dimana saat kedua kelompok yang bertikai duduk bersama dan saling
memaafkan satu sama lain . Mereka akan
mengadakan perjamuan makan. hal ini dapat kita lihat dari kisah Esau dan Yakub ketika mereka berdamai setelah Yakub menipu Esau.
Makan bersama juga menunjukan
ikatan Perjanjian Allah dengan manusia. dalam Keluaran 24:1-11 ketika
Musa dan para tua-tua menghadap Allah di gunung Sinai untuk mengikat
perjanjiannya dengan Allah. Musa dan para tua-tua Israel kemudian makan
bersama. Melalui makan itulah terjalin sebuah hubungan yang dekat antara Allah
dengan manusia.
Tidak jauh berbeda dengan
Perjanjian Lama, Di Palestina pada zaman Yesus. santap bersama memiliki arti
yang mendalam. Makan bersama menunjukan ada hubungan yang baik dan benar, ada
damai antara kedua pihak yang makan. Mengundang makan seseorang pada waktu itu,
adalah tanda bahwa kita menyukai atau
berkenan kepadanya.
Coba Kita lihat Luk. 4:38-41, 5:29,
7:36-38,
siapa yang hadir dalam perjamuan makan bersama Yesus? Orang-orang sakit, orang-orang
kerasukan setan, orang-orang miskin, perempuan sundal (pelacur), Para pemungut
cukai. mereka orang-orang berdosa (bahkan karenanya, Yesus dicela oleh orang
farisi dan saduki). Dengan menerima undangan makan bersama orang-orang berdosa,
Yesus memberi arti baru pada perjamuan makan ini bahwa bukan ia yang diterima
oleh mereka, melainkan Yesus sendiri yang menerima mereka. Yesus datang untuk
orang-orang yang seperti ini, yang diasingkan oleh masyarakat dan dikucilkan
oleh pemuka agama, menderita, kemiskinan, sakit-penyakit, orang-orang yang
dimarjinalkan. mereka itulah yang diterima oleh Yesus dan masuk dalam kerajaan
Allah. bahkan perubahan, mujizat, sukacita, pembaharuan hidup, lepas dari
belenggu setan terjadi ketika mereka makan bersama Yesus.
Aplikasi: undangan makan bersama
Yesus menunjukan keterbukaan Allah untuk menerima semua orang masuk dalam
kerajaanNya. Tuhan tidak memandang rupa, Tuhan tidak melihat status, Tuhan
tidak memilih yang baik atau buruk, kaya atau miskin. Tuhan tidak melihat
keadaan kita (keadaan yang putus asa, keadaan yang lemah, keadaan yang gagal,
ketidakmampuan, kesakitan, kekurangan, kejenuhan hidup, kecewa). Tuhan ada
bersama kita, Tuhan ada bagi orang-orang yang mau datang dan makan bersama dia.
Tuhan mampu memulihkan segala keadaan kita, kedatangannya dalam hidup kita
mampu mengubah segala sesuatu yang tidak baik menjadi baik, memberikan
pengharapan yang baru, memberi kekuatan dalam kelemahan kita, mukjizatnya
sungguh nyata dalam hidup kita. jika saja kita mau datang dalam jamuan Tuhan.
Tuhan
Yesus memberikan undangan itu kepada kita. Undangan agar kita duduk makan dan
berbicara dengan dia secara pribadi. undangan agar kita kenyang dan dipuaskan
dalam kelaparan dan dahaga kita akan kebenaran-Nya. Undangan yang begitu tulus
dan penuh kasih, Tuhan menyatakan damai dari kerajaan itu bagi semua orang.
Tidak ada tanda-tanda murka Allah bagi orang-orang berdosa. Melainkan, Allah
sendiri lah yang menyatakan perdamaiannya dengan orang berdosa melalui Kristus.
undangan ini diberikan untuk semua orang, orang yang mau mengenal dan mendekat pada Yesus
2. Undangan makan itu
juga merupakan sebuah inisiatif bagi orang-orang percaya untuk mengambil bagian
dan melibatkan diri dalam kerajaan sorga. (Matius 22:1-14)
Sekali lagi mengenai
perjamuan makan dalam pesta perkawinan, kita melihat bahwa undangan kerajaan
sorga itu seumpama seorang raja yang mengadakan pesta perkawinan.
Pada
mulanya Raja itu mengutus para hamba-hambanya untuk mengundang orang-orang yang
cukup layak (secara sosial dan ekonomi di dalam masyarakat Israel pada waktu
itu), yaitu para pengusaha dan para pemilik tanah (Ay. 5-6). Bayangkan undangan
makan kerajaan itu diberikan kepada orang-orang menengah keatas yang seharusnya
layak masuk kerajaan itu. Akan tetapi mereka semua menolaknya. Mereka malah
sibuk mengurusi ladang dan membuka usaha.
dan
Pada akhirnya, raja itu memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk mengundang
siapa saja yang mau ikut pesta perjamuan itu (Ay. 9), maka hamba-hamba itu
datang dipersimpangan-persimpang jalan mengajak orang-orang miskin, pengemis,
pengamen jalanan, orang-orang gelandangan, tuna susila, orang jahat atau baik,
pokoknya siapa saja yang mau menerima dan meresponi undangan tersebut, ikut
dalam perjamuan itu.
Kita
melihat perbandingan antara dua kelompok, kelompok pertama menolak
undangan itu padahal mereka seharusnya layak masuk kerajaan sorga. Akan tetapi
kelompok kedua yang seharusnya tidak layak, justru menerima undangan itu. Siapa
kelompok pertama, orang yang seharusnya layak menerima undangan itu, tetapi
menolaknya?
Itulah Israel, atau
orang-orang farisi, umat pilihan Tuhan, mungkinkah itu gereja, atau orang-orang
Kristen, orang saleh (pendeta) yang seharusnya layak menerima undangan itu
tetapi menolaknya. Bisa jadi. Akan
tetapi betapa memprihatikan jika hal itu terjadi, bahwa banyak orang-orang
diluar gereja yang seharusnya tidak layak menerima undangan itu justru memberi
respon untuk menerima undangan perjamuan keselamatan itu. Dari perumpamaan ini
kita dapat melihat bahwa undangan makan tersebut membutuhkan inisiatif kita
untuk menerima dan datang ke undangan pesta itu, bukan diam saja dan tidak
melakukan apa-apa.
Aplikasi: Tuhan tidak mengundang orang-orang yang menolak, tidak ada undangan bagi yang berdiam diri, Yesus tidak memberikan undangan bagi yang sibuk dengan urusannya sendiri. Undangan itu memerlukan peran aktif dari semua orang yang menerimanya untuk ikut dalam jamuan Tuhan.
Ilustrasi:
suatu
kali ada sekelompok pemuda Kristen yang piknik di sebuah danau. Cuaca pada hari
itu cerah sehingga sekelompok pemuda ini memutuskan untuk pergi mendayung
perahu ketengah danau. Sesampainya ditengah danau mereka berdiskusi mengenai
kasih. Mula-mula diskusi itu berjalan dengan baik, akan tetapi lama-lama
suasana semakin memanas dan mereka mulai bertengkar karena pendapat yang
berbeda-beda mengenai kasih itu. ditengah pertengkaran itu, ada satu anak yang
diam saja dan tidak mau ikut campur dalam diskusi yang semakin memanas
tersebut. Anak ini acuh tak acuh dengan pertengkaran teman-temannya, ia hanya
duduk dengan tenang. Rupa-rupanya pertengkaran itu semakin memanas
menggoyangkan kapal itu, sehingga ada satu anak yang jatuh kedalam danau.
Naasnya, si anak yang masuk kedanau ini tidak bisa berenang sehingga ia
berteriak minta tolong. Melihat temannya yang tenggelam. Para teman-temannya
yang lain yang begitu serius berdebat mengenai kasih hanya diam saja dan tidak
berbuat apa-apa. Namun, pemuda yang dari tadi diam saja dan tidak ikut berdebat
dengan mereka justru segera terjun ke danau dan menolong anak itu.
Kasih
yang sejati selalu nyata dalam tindakan bukan perkataan. Iman
orang percaya tidak statis melainkan proaktif. Iman akan selalu terekspresi
dalam perbuatan kita sehari-hari. Iman bukan hanya konsep, pemikiran, ide atau
khayalan yang tidak bisa dilakukan didalam kehidupan ini. Iman akan selalu
nyata dalam perbuatan.
Makan
bersama tidak selalu untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, makan bersama juga
melibatkan sesama kita dan mencukupi kebutuhan sesama kita. Lihat
yang terjadi pada ibu petrus di ruang makan. Ketika Yesus telah
menyebuhkannya, ia bangkit dari tempat tidurnya dan melayani Yesus serta
orang-orang yang datang kepada Yesus. Lihat
yang terjadi pada Zakheus ketika ia makan bersama Yesus, ia mengenal Yesus
dengan sungguh dan kehidupannya diubahkan. Setelah ia diubahkan, ia memiliki
belas kasih kepada sesamanya dan membagikan harta yang dahulu didapatkannya
dari memeras sebagai pemungut cukai dan mengundang para pemungut cukai serta
keluarganya untuk mengenal Yesus.
Apakah kita sudah
berperan aktif mengikuti perjamuan makan Yesus? Apakah kita turut ambil bagian
dalam kerajaan sorga itu terhadap sesama kita. jika kita telah menerima
anugerah itu, jika makanan rohani telah kita nikmati bersama
dengan Yesus hingga membuat kita kenyang. Apakah kita tidak mau
berbagi makanan itu untuk saudara yang lain, saudara yang masih kelaparan
diluar sana. Jika kita dikenyangkan oleh kasih Tuhan dalam hidup kita, maukah
kita membagikan kasih itu kepada sesama yang haus dan lapar akan kasihnya.
Kesimpulan: marilah kita senantiasa duduk makan bersama Yesus. kita nikmati kasihnya yang begitu besar atas kita, kita nikmati kebenaranNya dan kita nikmati damai sejahteraNya. ketika kita telah puas dan dikenyangkan akan semuanya itu, marilah kita bagikan kepada semua orang sehingga semua orang dapat merasakan jamuan makan ala kerajaan sorga bersama dengan Yesus.
Thanks
BalasHapus