BELAJAR MENDENGAR SUARA TUHAN
I
SAMUEL 3 : 1-21
“Kurang taat adalah ketidlktaatan. Dan ketidaktaatan dapat membunuh kerohanian
kita”
Zaman
dimana kita sangat membutuhkan suara Tuhan adalah zaman ini. Mengapa?
karena hampir setiap hari, kita mendengar berita buruk disekitar kita, mulai
dari naiknya harga BBM, harga-harga kebutuhan yang semakin melonjak naik,demo
anarkhis terjadi dimana-mana, dan juga belum ditambah dengan serangan serangga
Tomcat yang mengancam kita, semuanya membuat kita menjadi takut
dan pesimis.
Namun
bila kita mendengar suara Tuhan, itu membuat kita kuat, berpengharapan dan
membangkitkan semangat hidup. Itulah sebabnya belajar mendengar suara
Tuhan itu penting bagi setiap orang percaya.
Mengapa
mendengar suara Tuhan itu menjadikan
penting bagi kita?
1.
MENDENGAR
SUARA TUHAN ITU MUNGKIN TERJADI “I SAMUEL 3:1-10”
Orientasi :
Komunikasi
mengambil peran penting bagi terbentuknya hubungan yang semakin akrab. Samahalnya orang tua yang rindu berkomunikasi
kepada anak-anaknya, demikian juga Bapa di surga, Ia merindukan bahwa hubungan berada diatas segala-galanya, dan melaluinya kita
semakin akrab dan juga mengerti isi hati-Nya.
Konteks:
Kisah
ini dilatar belakangi dengan kondisi bangsa Israel sebelum masa-masa kejayaan
Saul. Ada periode yang sangat panjang –
beberapa ratus tahun, dimana Israel mengalami berada dalam penderitaan akibat
penjajahan dari bangsa-bangsa disekitarnya, mereka mengalami kelaparan, lalu
melalui Hakim-hakim yang membebaskan bangsa Israel dari penjajahan, bangsa
Israel kini mengalami kedamaian secara temporal (pahami siklus dalam kitab Hakim-hakim!)
Dan dalam masa-masa tenang inilah, bangsa Israel kembali kepada gaya hidup yang
santai sehingga bisa digambarkan sebagai
zaman dimana masing-masing orang merasa puas dengan dirinya sendiri, , merasa
bosan dan acuh tak acuh kepada Tuhan dan visinya(I Samuel 3 :1). Setelah masa
menyapihnya berakhir, Hana menngenapi nazarnya dengan menyerahkan Samuel
kerumah Tuhan, dan dibawah bimbingan imam Eli, Samuel kecil melayani
Tuhan., Disaat-saat itulah Samuel
mendengar suara Tuhan.
Analisa kata :
Samuel
belum mengenal Tuhan(Yada) Firman itu belum pernah dinyatakan
kepadanya. Sebagai seorang anak, ia
belum mengenal Tuhan, hal itu disebabkan oleh karena ketidaktahuannya- dengan
demikian ia belum punya pengalaman.
Suara itu baru pertama kali ia dengar, itulah sebabnya ia tidak mengerti
dan tidak memahaminya. Suara itu
terdengar ditelinganya (Audible) dan terjadi berulang-ulang
kali – dalam kenyataannya,suara Tuhan dapat didengar
lewat
hati kita, atau lewat mimpi dan juga lewat Firman-Nya(Alkitab) Ia juga dapat
berbicara lewat telinga jasmani kita (hal itu mungkin terjadi).
Dukungan Alkitab :
F Pada
waktu Saulus dalam perjalanannya ke Damsyik,(KPR 9:2-5)
F Pada
waktu Yohanes berada
di pulau Patmos, (Wahyu 1 : 17).
Illustrasi :
Alkisah,
ada seorang tukang jaga palang pintu kereta api, yang setiap hari berdiri
didepan toko jam dan selalu mencocokkan jamnya dengan jam-jam ditoko tersebut. Perilakunya ini mengundang perhatian pemilik toko. Sang pemilik toko tersebut bertanya, apa yang
kamu lakukan disini, hampir setiap hari aku melihatmu dan selalu mencocokkan
jam disini?
Petugas
portal tersebut menjawab, aku seorang penjaga palang pintu kereta api, aku takut kalau-kalau jamku tidak cocok, itulah sebabnya, aku selalu
mencocokkan dengan jam disini.
Sahut
sang penjaga toko, justru aku yang setiap hari mencocokkan jamku, kalau mendengar suara kereta api itu lewat, jam berapa ya? Ha ha ha lucu.
Bila
hidup tidak ada yang memandu, maka kehidupan kita akan kacau dan
membingungkan. Kita perlu suara Tuhan
yang akan memandu hidup kita.
Aplikasi :
Bagi
kita orang percaya, Allah rindu akrab dan berkomunikasi dengan kita,
sekalipun kita belum punya pengalaman.
Itulah sebabnya kita harus menyediakan waktu, dan juga hati untuk Dia
berbicara. Dan Tuhan merindukan kita
peka mendengar suara-Nya.
Penyembahan
kita membawa kita untuk semakin memungkinkan kita mendengar suara-Nya.
2.
MENDENGAR
SUARA TUHAN”MEMBAWA” KITA MEMAHAMI RAHASIA-RAHASIA DARI ALLAH “ I SAMUEL
3:11-18”
Orientasi :
Dengan
berkembangnya ilmu psikologi dan juga tehnologi, segala sesuatu dapat dideteksi
secara mudah ,missal badai matahari,
tsunami, bahkan “kiamat”pun diramalkan tahun 2012. Tehnologi memainkan peran dalam kemajuan
zaman dan peradababan. Namun yang perlu
kita sadari, ada banyak hal-hal didalam hidup ini, yang tidak bisa dijangkau
dijawab dan dipecahkan dengan psikologi
dan tehnologi, missal dosa yang tersembunyi, santet dll. Dan hal tersebut hanya dapat kita pecahkan
ketika kita mendengar suara Tuhan.
Konteks :
Sebagaia
seorang anak yang belum berpengalaman mendengar suara Tuhan, pesan yang
disampaikan Tuhan merupakan beban yang besar bagi Samuel kecil, namun tragisnya
pesan tersebut bukanlah sesuatu yang belum pernah didengar imam Eli (I Samuel 2
:27-28) melainkan sudah pernah didengarnya.
– pesan rahasia itu mengenai
penghukuman keluarga imam Eli.
Penjelasan dikembangkan :
Firman itu pernah disampaikan, namun
imam Eli tidak ada tanda perubahan (I Samuel 3 :27-28) – hal
tersebut berhubungan dengan perilaku anak-anaknya yaitu Hofni dan Pinehas. Bila Samuel tidak mengenal Allah karena ketidaktahuannya,
Hofni dan Pinehas tidak mengindahkan Allah karena benar-benar orang yang
dursila dan tidak bermoral.
Sebagai
pelayan Tuhan, selain tidak menghargai panggilan Tuhan ( menjadi calon-calon imam
besar) Hofni dan Pinehas juga melakukan kejahatan moral dirumah Tuhan ( I
Samuel 2 : 11-17). Imam Eli tidak tegas
terhadap perilaku anak-anaknya sejak sedini mungkin.
Itulah sebabnya, Tuhan akan menghukum
keluarga imam Eli dan mengambil jabatannya.
Samuel taat, ia
menyampaikan pesan tersebut(ayat 18) – Kurang taat adalah ketidaktaatan, dan
ketidaktaatan akan membunuh kerohanian kita.
Dukungan
literatur :
Dalam bukunya
yang berjudul Dialogue With God, Mark Vinkler, menjabarkan ada 4 kunci untuk
merenungkan Firman Tuhan berdasarkan Habakuk 2 : 1-3.
F Suara
Allah yang berbicara dalam batin kita tidak pernah berlawanan dengan pengajaran
Alkitab.
Roh kuduslah yang menyingkapkan kepada kita penerapan yang konsisten
Alkitab dan pribadi Kristus.
F Berdiam
diri. Kita harus pergi untuk menenangkan
emosi dan pikiran kita agar kita
mendengar suara Tuhan melalui Roh-Nya
F Melihat
didalam Roh, yaitu memusatkan hati kita (pikiran, emosi, kehendak) Selama pro-
ses ini bisa muncul penglihatan, mimpi,
ide. Memang “tidak selalu suara Allah” dan hal
Ini harus tunduk pada standart Alkitab.
F Menuliskan
percakapan kita kepada Allah. Menuliskan semua gagasan, penglihatan dan
mimpi bisa menjadi cara berguna untuk
mengingat dan mengevaluasi apa yang menurut
kita telah kita dengar dari Allah dan
untuk membantu kita menumbuhlkan kemampuan
kita mendengar suara Allah.
(Buku
Dialogue With God by Mark Vinkler
diterbitkan oleh penerbit Metanoia)
Aplikasi :
Ketaatan kepada
suara Tuhan membawa kita kepada pertumbuhan rohani. Dengan ketaatan, kita menjadi peka, dan
kepekaan tersebutlah yang memungkinkan kita menerima rahasia-rahasia besar dari
Allah.
3.
MENDENGAR
SUARA TUHAN MEMPERBESAR PENGARUH KITA”I SAMUEL 3:19-21”
Orientasi
:
(tidak
dibuat demi menyingkat waktu khotbah)
Konteks
:
Samuel bertumbuh menjadi seorang nabi, dan Allah
menyertai Dia, Dan sebagai seorang abdi Allah, tingkat pengaruhnya semakin luas
dan menjadi pengubah sejarah pada zamannya.
Dan melaluinya, serta Daud
diurapi menjadi raja.
Aplikasi
:
Bila kita terus
menerus hidup dan berjalan dengan suara Tuhan, niscaya kita akan menjadi orang yang bijaksana, arif
dalam segala situasi. Allah menperdengarkan
Firman-Nya kepada laki-laki dan perempuan, yang bersedia mendengar Firman-Nya
dan mentaatinya.
Kesimpulan
:
Tuhan merindukan
berbicara kepada anak-anak-Nya, mari kita belajar mendengarkan suara-Nya dengan
kesungguhan hati. Amin.
Komentar
Posting Komentar