KELAHIRAN BARU
"KELAHIRAN BARU"
Yohanes 3:1-7
Pendahuluan: Pada petang hari, secara diam-diam
datanglah Nikodemus Seorang pejabat tinggi agama, golongan saduki yang
dihormati menemui Yesus. pertemuan ini sangat aneh, jika biasanya orang saduki
atau farisi datang untuk mengujat Yesus. Mencari kesalahan dan menyerang ajaran-ajarannya. Kali ini berbeda.
Nikodemus datang dengan sebuah kerinduan dan ketulusan untuk dapat mengenal Yesus.
Oleh
karena kerinduannya untuk mengenal Yesus, Ia bertanya kepada Yesus (Ayat 2)
apakah Yesus benar-benar berasal dari Allah, ia membutuhkan kepastian itu untuk
percaya kepada Yesus, dan Yesus menjawab (Ayat 3) jika Nikodemus ingin tahu dan
percaya kepadanya, ia harus dilahirkan kembali. Apa arti kelahiran kembali?
Nikodemus tidak tahu, ia bingung dengan maksud Yesus. Apakah bisa orang yang
sudah tua dimasukan dalam rahim ibunya dan dikeluarkan lagi?. apa yang dialami
oleh Nikodemus, ini juga yang sering dialami oleh orang percaya. Banyak orang
percaya yang kurang memahami arti kelahiran baru dan lebih parah lagi menyalahartikan kelahiran baru sebagai berikut:
1. Kelahiran baru dianggap sebagai kualitas
rohani seseorang.
Orang yang
menyangka telah lahir baru merasa lebih tinggi dari pada orang-orang yang tidak
mengalami kelahiran baru. Memang didalam kekristenan ada
ukuran kedewasaan iman. Ada yang benar-benar menjadi seorang kristen dewasa,
ada yang menjadi orang-orang kristen nominal. Kristen KTP. Namun menurut
Alkitab, kelahiran Baru bukan ukuran orang-orang dewasa secara rohani atau
kanak-kanak rohani. Tetapi status yang dianugerahkan Allah bagi orang-orang
yang percaya kepada Kristus. Jangan
merasa telah lahir baru lalu menjadi sombong, berbangga diri, merasa diatas awan-awan, begitu
kudus. Mengabaikan orang-orang yang lemah rohani. Mengabaikan orang yang
kanak-kanak rohani.
Kita kemudian merasa bahwa orang-orang kanak-kanak rohani harus
diabaikan, tidak usah dianggap.
Karena mereka susah diatur, sulit, bandel. Kayak keledai, didorong biar maju eh malah mundur, ditarik ekornya biar
mundur justru maju. Susah, Kolot, bebal. Lalu kita sebagai orang
dewasa rohani membiarkan saja. Biar saja orang-orang seperti itu. Sudah rusak biar tambah rusak. Sudah
kotor, biar tambah kotor.
Ingat bahwa
kita semua adalah kawan sewarga kerajaan Allah. Baca Efesus 2:19 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah.” tidak
seharusnya jika kita sama-sama sewarga kerajaan Allah, bersikap acuh tak acuh pada
kawan kita. Jika kita mendapati orang-orang disekitar kita adalah kanak-kanak
rohani, justru yang dewasa rohani seharusnya memperhatikan mereka. Kita yang sudah merasa kuat, bantu yang lemah. Yang dewasa
seharusnya memaklumi yang kanak-kanak. Kalau perlu nasihati, beri dorongan semangat, beri perhatian lebih. Nyatakan
kasih kita, agar yang kanak-kanak juga bisa bertumbuh dewasa dalam imannya.
2. Kelahiran baru tidak membawa kita kepada
iman yang semakin bertumbuh
Kelahiran baru hanya
mentok pada percaya Yesus. Cukup percaya selamat. Yaudah tidak usah apa-apa
lagi. Tidak usah
berdoa, tidak usah ibadah, tidak usah hidup sesuai firman Tuhan. Apa begitu?
Justru sebaliknya. status kita sebagai warga kerajaan Allah adalah Allah
sendiri yang mengatur dan memerintah kita. Kita hidup dalam sistemnya,
prosedurnya, kehendak dan rencananya yang kekal.
Status kita akan menentukan peran
dan tanggung jawab kita. Status PNS pasti bertanggung jawab untuk mengurus urusan pemerintahan,
status guru pasti mengajar anak didiknya, status tentara pasti membela negara
dan menjaga kemananan, status bapak pasti menjadi pemimpin dan imam dalam
keluarga dan lain sebagainya.
Lalu kita sebagai orang Kristen.
Para pengikut Kristus, apakah sudah hidup sesuai dengan status kita? Kita
mengambil peran dan tanggung jawab kita sebagai warga kerajaan Allah?. Atau
kita justru mengambil peran dan tanggung jawab bagi diri sendiri dan kesenangan
duniawi. Roma 12:2 mengatakan “Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
3. Banyak orang mengira bahwa Kelahiran baru hanya fenomena atau peristiwa spektakuler.
Inilah
pemahaman yang paling keliru mengenai kelahiran baru. Kelahiran baru dianggap
sebagai sebuah kejadian-kejadian khusus yang spektakuler, dramatis, dan
emosional. Tumbang ketika KKR, kepenuhan roh, tertawa dalam roh,
berguling-guling, gemetaran dengan hebat atau bermimpi masuk surga. Sampai kita
kesaksian dan catat waktu tanggalnya dengan tepat.
Itu bukan kelahiran baru. itu adalah
pengalaman Rohani kita bersama Tuhan. Tidak bisa jadi ukuran, Tidak bisa kita patokan
bahwa kita sudah dilahirkan baru. Karena pada kenyataannya, banyak orang setelah
mengalami peristiwa-peristiwa tersebut, justru tidak berubah, sudah
nangis-nangis, tumbang-tumbang, kepenuhan roh. Tetapi kehidupannya tidak
berubah. Jatuh terus dalam dosa, tidak setia sama Tuhan, merugikan orang lain,
jahat.
Kelahiran baru bukan berbicara
mengenai kapan dan bagaimana kejadiannya? Melainkan apa akibatnya atau
dampaknya dalam kehidupan kita selanjutnya. Kelahiran baru tidak dapat dilihat dan dibuktikan
secara kasat mata dengan pengalaman-pengalaman kita, karena itu dikerjakan oleh
Roh kudus. Tetapi kita bisa merasakan akibatnya dan dampaknya dalam kehidupan
kita sehari-hari. Kata Yesus kelahiran baru itu seperti angin. Tidak dapat
dilihat tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Ya tentunya, jika kita merasa
telah lahir baru pasti to ada perubahan. Ada sesuatu yang baik. Kehidupan kita
dapat dirasakan orang lain. Berdampak dan jadi terang bagi sekitarnya.
Kesimpulan: Kelahiran kembali merupakan status kita
sebagai warga kerajaan Allah. Oleh sebab itu sebagai orang-orang percaya yang
telah menjadi bagian dari kerajaan Allah. sudah
sepatutnya tetap merendahkan diri dan tunduk pada pemerintahan Allah. Kiranya
roh kudus menolong kita. Kita semakin disempurnakan dari hari kesehari untuk
menjadi dampak bagi orang-orang disekitar kita.
Komentar
Posting Komentar