PEMENANG JIWA
"SEMANGAT SEORANG PEMENANG JIWA"
Nats: Roma 1:8-15
Pendahuluan: Tuhan
Yesus kesurga merupakan waktu bagi orang percaya untuk bekerja dan berkarya
bagi kemuliaan nama Tuhan. Jika sebelum Yesus naik kesorga Allah yang bekerja,
Allah yang berkarya, dan berinisiatif dalam kehidupan bangsa Israel. Setelah
kenaikan Yesus, oleh penyertaan Roh Kudus manusia lah yang berkarya, manusialah
yang bekerja untuk kemuliaan nama Tuhan. Bandingkan saja perjanjian lama dengan
perjanjian Baru. Jika Perjanjian Lama Allah yang melakukan segala sesuatu untuk
manusia. Sekarang di Perjanjian Baru kita dapat melihat bahwa para rasul atau orang-orang
percaya dipakai Tuhan untuk menjadi saksinya, mereka begitu semangat untuk
bekerja dan berjuang agar injil diberitakan ke segala bangsa.
Salah satunya adalah Rasul
paulus, kehidupannya sebagai saksi Kristus sangat berdampak dan memberkati
banyak orang. Ialah salah satu diantara para rasul yang sangat sukses
memberitakan injil keseluruh dunia. pengajaran dan teladan hidup yang
diberikannya menjadi berkat bagi banyak orang. Kog bisa ya kehidupannya
berdampak dan menjadi berkat bagi banyak orang? Hanya satu jawabannya, karena
Paulus memiliki semangat seorang pemenang jiwa. Jika kita rindu kehidupan kita
dapat menjadi berkat dan berdampak bagi banyak orang sesuai amanat agung Yesus
Kristus. Oleh sebab itu kita harus memiliki semangat seorang pemenang jiwa
kehidupan ini. Seperti apa semangat seorang pemenang jiwa? Hari ini
kita akan belajar dari teladan dan sikap hidup dari Paulus sebagai seorang
pemenang jiwa. Buka dalam Roma 1:8-15
1. Memiliki Kerinduan Yang
Didasari Oleh Kehendak Allah (Ay. 10)
Didalam doanya Paulus memiliki
kerinduan untuk datang dan melayani di kota Roma.
Kitab Roma adalah sebuah surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat Kristen
yang ada di Roma. Diperkirakan jumlah
jemaat Kristen di Roma pada waktu itu sangat besar, namun jemaat disana telah
ada bukan hasil dari pelayanan Paulus sendiri. Melainkan pertobatan orang-orang
Roma yang ada di Yerusalem pada waktu hari pencurahan Roh Kudus. Karena Paulus belum pernah ke kota itu, maka
ia menyampaikan kerinduannya dengan doa di pasal satu ini, agar bisa segera
datang ke kota itu.
Kerinduan paulus untuk datang ke
Roma juga sangat beralasan, karena untuk datang ke kota Roma pada waktu itu
sangat sukar.
ia sedang dalam perjalanan dari Korintus menuju ke Yerusalem untuk
membawa persembahan dari Makedonia bagi orang-orang Kristen yang ada disana. Sebelum keberangkatannya kesana, Paulus
mendapat peringatan dari Nabi Agabus. Nabi agabus mengatakan, jika Paulus tetap nekat menuju Yerusalem, ia
akan dianiyaya oleh orang-orang Yahudi dan dipenjarakan oleh pasukan Romawi.
Namun, Paulus tidak peduli dengan peringatan Agabus karena ia yakin bahwa apa
yang dilakukannya oleh karena kehendak Allah untuk menyebarluaskan Injil. Sampai pada akhirnya hal itu terjadi, Paulus dianiaya,
ditangkap pasukan romawi, dan akan di penjarakan di kota Romawi. Bahkan dalam
perjalanan ke Roma, ia juga harus menghadapi mara bahaya karena kapal yang
ditumpanginya karam ditengah laut.
Betapa sukar
dan menderitanya Paulus untuk dapat melayani dan memenangkan jiwa di kota Roma.
Akan tetapi karena keyakinanNya bahwa apa yang dilakukannya bukan didasarkan
oleh keinginannya sendiri, melainkan oleh karena kehendak Allah. Pada akhirnya Paulus juga sampai di Kota itu
dan melayani jemaat Roma meskipun dengan tangan yang dibelenggu didalam
penjara.
Aplikasi: Menjalani
hidup ini untuk mengikuti
kehendak Allah seperti Paulus pada kenyataan-Nya tidak Mudah. Terlebih khususnya
menjadi Saksi Kristus.
Ilustrasi: Contohnya
saja, jika kita harus menjadi saksi
di sebuah pengadilan. Kita
menjadi saksi dari kasus tabrakan motor dengan mobil
di sebuah pengadilan. Apakah kita mau
menjadi saksi di pengadilan? Barangkali tidak. menjadi
saksi itu merepotkan kita diminta menjawab 1001 pertanyaan dari polisi,
jaksa, pembela dan hakim. Salah ucapan saja bisa menjadi persoalan. Bahkan bisa
saja, ada pihak yang marah dan membenci kesaksian kita. Menjadi saksi juga tidak mudah. Kita harus mengingat apa yang kita
lihat, dengar dan alami. Hal-hal kecil akan ditanyakan pada kita. Mulai dari
berapa kecepatan kendaraan, apa kedua kendaraan menyalakan lampu waktu
berbelok, jam berapa kecelakaan terjadi, adakah penumpang waktu kecelakaan
terjadi dan lain sebagainya, bikin pusing pokoknya. Bersaksi juga harus objektif. Ini sulit, sebab setiap orang tidak
bisa bebas dari pikiran subyektif. Jika salah satu pengendara kendaraan itu
saudara kita, pasti kita akan membelanya meskipun dia salah. Atau si pengendara
mobil tidak apa-apa dan si pengendara motor berlumuran darah, kita pasti
cenderung membela pengendara motor sebagai korban, meskipun sang pengendara
motor yang salah. Lebih sulit lagi jika
didapati ternyata kesaksian kita keliru dan merugikan satu pihak pasti
persoalan bisa lebih runyam, bahkan kita bisa digugat sebagai saksi palsu.
Aplikasi: Menjadi
saksi pengadilan saja begitu sukar, apalagi menjadi saksi untuk perkara yang
lebih besar yaitu saksi kristus. Menjadi saksi Kristus adalah perkara yang
besar, sebab Tuhan Yesus telah mengangkat kita untuk menjadi saksi atas hidup
dan karya Kristus. Menjadi saksi Kristus jauh lebih sukar karena kita bukan
hanya bercerita dan berbicara melainkan memperlihatkan gaya hidup seperti
Kristus. Jangankan memiliki gaya hidup menurut Kristus. Baca Alkitab saja
jarang, doa apalagi, dan persekutuan pun jarang datang. Belum lagi, dengan
lingkungan yang fanatik, atau melihat FPI bawa pedang atau obor. bisa-bisa
bukan bersaksi, justru jadi mualaf. Namun, kesulitan
itu ada bukan berarti tidak bisa. Kita harus memiliki
keberanian yang berdasar untuk menjadi saksi, yaitu oleh karena kehendak Allah.
Apa itu kehendak Allah? Kehendak Allah adalah segala sesuatu yang telah
ditetapkan dihati Allah. Segala sesuatu
yang telah ditetapkan di hati Allah melampaui sejarah, tidak terbatas ruang dan
waktu. Kehendak
Allah selalu berhubungan dengan kekekalan. Kehendak Allah juga berbeda dengan
pimpinan Roh Kudus namun keduanya memiliki hubungan. Pimpinan Roh Kudus akan
membawa manusia memasuki kehendak Allah, sedangkan kehendak Allah adalah
ketetapan. Pimpinan Roh adalah proses, sedangkan kehendak-Nya adalah ketetapan
yang tidak dapat diubah dan bersifat kekal.
jika kita mendasarkan hidup untuk
melakukan kehendak Allah kita akan mampu untuk menjadi saksi Kristus. Namun
jika kita mendasarkan hidup ini untuk mengikuti kehendak diri sendiri pasti
akan sulit, Bahkan mustahil. Akan banyak pertimbangan yang membuat kita takut,
kita akan cenderung menyenangkan diri sendiri dari pada menyenangkan Allah,
tujuan hidup ini juga akan lebih terfokus pada keduniawian dari pada kekekalan.
Mengikuti kehendak Allah berarti kita menyerahkan keakuan kita untuk membiarkan
Roh Kudus yang bekerja dan memimpin kita untuk melakukan kehendak Allah dalam
kehidupan kita, yaitu menjadi saksi Kristus. Kita
akan mampu menjadi seorang pemenang jiwa, jika kita memiliki motivasi yang
digerakan oleh kehendak Allah.
2. Rindu untuk membagikan
karunia Rohani (Ayat 11-13)
Pemakaian
kata karunia Rohani ini dalam bahasa Aslinya menunjuk pada karunia yang
dimiliki oleh Paulus sendiri sebagai pengajar atau pemberita Firman Tuhan.
Tujuan Paulus ke Roma untuk membagikan karunia rohani menunjukan bahwa Paulus
ingin membagikan karunia yang dimilikinya. Potensinya, kemampuannya,
kesanggupannya, untuk melayani. Semangatnya untuk menjadi saksi Tuhan bukan
karena Paulus merasa dirinya hebat, atau memiliki kuasa dari Tuhan. Melainkan
karena ia rindu membagikan apa dia miliki, sesuatu yang ada didalam dirinya
kepada orang lain.
Paulus
membagikan Karunia rohani itu juga dengan sikap yang rendah hati. Dari
perkataan Paulus diayat 12, ia tidak ingin mengurui atau memegahkan diri
sebagai pengajar atau pemberita firman bagi jemaat roma. Ia mengatakan bahwa
bukan ia saja yang menghibur mereka melalui iman (pengajaran) melainkan jemaat
juga yang menghibur dirinya dengan pengajaran yang mereka miliki. Sikap Paulus
yang mau memberi apa yang jadi karunianya bukan untuk kesombongan atau keuntungan
diri sendiri, melainkan dengan kerendahan hati.
Aplikasi:
Semangat seorang pemenang jiwa, memberikan apa yang menjadi kemampuan dan
potensinya untuk melayani orang lain.
Ilustrasi:
Nama seorang pendeta Korea bernama Paul Yonggi Cho mungkin sudah tidak asing
lagi bagi kita semua. Ia adalah seorang pemimpin atau pendeta dari sebuah
gereja yang terbesar didunia dengan 500.000 ribu lebih anggota jemaatnya dan
gereja yang sangat missioner, yang telah mengutus ribuan orang untuk menjadi
misionaris diberbagai belahan dunia. Tetapi tidak banyak orang yang tahu
mengenai kisah pertobatannya. Ia bisa
menjadi seorang pendeta yang begitu luar biasa, oleh karena ketekunan seorang
gadis SMA yang memberitakan injil. Pada masa mudanya Yonggi Cho dibesarkan dan
didik oleh keluarga yang tidak mengenal Kristus. Suatu kali ia terkena penyakit
TBC yang sangat parah dan tidak ada harapan lagi baginya untuk hidup. Sisa
hidupnya hanya untuk menanti kematian di kamar rumah sakit. Ia sudah berdoa
kepada dewa kepercayaannya namun tidak menghasilkan apa-apa. Kemudian hari,
datanglah seorang gadis SMA secara tiba-tiba datang menjenguk yonggi cho dan mulai
memberitakan injil kepadanya. Yonggi cho tidak menyukainya dan langsung menolak
gadis itu. lalu gadis itupun pergi sehingga Yonggi cho merasa lega tidak
diganggu lagi olehnya. Namun, keesokan harinya gadis itu datang kembali
kepadanya dan memberitakan injil lagi. Bukan hanya hari itu saja. Gadis itu
begitu tekun datang setiap hari, bahkan tidak patah arang hingga
berminggu-minggu menemui Yonggi Cho. Hal ini membuat yonggi cho merasa sangat
jengkel, memarahi dan mengusir dengan kasar agar gadis itu tidak datang
menemuinya lagi. Akan tetapi diluar dugaan gadis itu tidak marah, justru dengan
sikap yang penuh kasih ia berlutut dan menumpangkan tangan mendoakan yonggi
cho. Sejak saat itulah yonggi cho mengalami mujizat kesembuhan dan menerima
Kristus dalam hidupnya. Dengan hanya bermodalkan ketekunan, pantang menyerah
dan kerendahan hati untuk melayani sesama, seorang gadis SMA telah membawa
Yonggi Cho mengenal Kristus
Aplikasi:
Memberikan kemampuan dan potensi untuk melayani orang lain tidaklah selalu
melakukan sesuatu yang besar. seperti membersihkan seluruh kampung, membagi
ratusan sembako, atau menyumbang panti asuhan dikota salatiga. Kita bisa juga
melayani sesame seperti gadis SMA itu. dengan ketulusan, kerendahan hati,
pantang menyerah, kasih yang kita miliki. itu merupakan modal yang cukup untuk
melayani. melayani bisa dilakukan dengan segala cara, tidak harus diatas
dimimbar, dibawah mimbar pun juga bisa. Kita bisa memanfaatkan sumber daya yang
kita miliki. Tenaga, pikiran, ketrampilan, pekerjaan, perkataan, hoby, bahkan
kebiasaan kita untuk memberkati orang lain. Ada 1001 macam cara dan 1001
kesempatan yang dapat dilakukan atau dikerjakan untuk menjadi saksi Kristus
dalam kehidupan kita sehari-hari. Itulah semangat seorang pemenang jiwa. Semangat seorang pemenang jiwa adalah
menemukan potensi dalam diri dan mengembangkannya untuk memberkati orang lain.
Peralihan:
Selain kerinduan untuk mengikuti kehendak Allah dan membagikan karunia rohani,
seorang pemenang jiwa juga harus memiliki sikap.
3. Selalu
Merasa Terhutang (Ayat 14)
Saudara pernah merasa berhutang? Orang yang
berhutang itu selalu resah. Tidak bisa diam, tidak bisa tidur, makan bahkan
tidak enak, karena memikirkan bagaimana harus membayar hutangnya. Paling tidak
harus diusahakan, melakukan segala sesuatu, atau segala cara untuk melunasi
hutangnya. Orang berhutang itu memiliki sebuah beban atau tanggung jawab yang
harus dilakukannya. Ia harus membayar tepat waktu dan mengembalikan jumlah yang
sama kepada orang yang dihutanginya.
Perasaan
berhutang inilah yang selalu mendesak Paulus untuk memberitakan Injil kepada
semua orang di Roma. Oleh karena merasa
berhutang dia merasa bahwa setiap orang berhak menerima injil. Merupakan
kewajiban baginya untuk membayar harga dengan membagikan injil itu kepada orang
di Roma. Paulus merasa harus bertanggung jawab untuk memberitakan injil kepada
semua orang. yunani maupun bukan yunani. Terpelajar atau tidak terpelajar. Pada
waktu itu di romawi dikenal dua golongan manusia. orang Yunani adalah
masyarakat modern yang maju dengan ilmu filsafat dan budayanya. Sedangkan orang
non yunani dianggap sebagai orang asing atau orang bar-bar. Itu ejekan orang
Yunani bagi orang-orang asing yang berbahasa aneh (jika di indonesia mereka
adalah suku-suku pedalaman).
Juga perbandingan orang
terpelajar dengan tidak terpelajar. Orang terpelajar adalah golongan
intelektual, cendekiawan atau orang-orang berpendidikan yang bekerja dikota
dengan pekerjaan terhormat. Orang tidak terpelajar dianggap orang udik, orang
tertinggal atau miskin.
Paulus ingin merangkul semua
orang dengan injil. Semua golongan, semua kebudayaan, semua orang dengan
berbagai status sosial, Kaya-miskin, tua-muda. Injil menjangkau semua orang dan
mengatasi perbedaan. dihadapan Allah semua manusia sama. Sebagai seorang
pemenang jiwa Paulus rela melakukan apa saja, untuk siapa saja. Karena dia
merasa terhutang kepada Allah, dia merasa berhutang oleh anugerahnya, kasihnya
dan pertolongannya dalam kehidupan ini.
Aplikasi: Seorang
pemenang jiwa selalu merasa terhutang untuk membagikan injil kepada banyak
orang. Apakah Kita menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang berhutang
kepada Allah. Kita terlilit hutang oleh anugerah Allah, kita hutang
kemuliaannya, kita hutang pengorbanan Kristus yang begitu besar, kita hutang
akan kasihnya yang melimpah dalam hidup ini. Tidak ada cara lain untuk
membayarnya selain dengan menjadi saksi Kristus bagi banyak orang. Menjadi saksi
bagi siapa saja. Semua orang yang kita kenal atau tidak kita kenal. Bagi
keluarga, bagi tetangga, bagi lingkungan sekitar, ditempat pekerjaan. Semua
orang. Orang-orang yang mengasihi kita, atau yang membenci kita. orang yang
baik ataupun orang yang jahat. Mereka semua memiliki hak yang sama dengan kita
untuk memperoleh keselamatan dari Allah.
Kesimpulan: sekarang
waktunya bagi kita orang-orang percaya untuk berkarya bagi Tuhan. kenaikan
Yesus kesurga menjadi tanda bagi kita bahwa Roh Kudus telah dicurahkan bagi
setiap orang percaya, agar setiap orang percaya siap menjadi para pemenang
jiwa. meskipun itu tidak mudah akan tetapi dengan pertolongan Roh Kudus,
kuasaNya akan memapukan kita untuk hidup menjadi berkat dan berdampak bagi
banyak orang.
Komentar
Posting Komentar