BERJALAN DI BELAKANG YESUS
Berjalan Di Belakang Yesus
Matius 4:18-22
“Mari, ikutlah aku”
kalimat singkat ajakan Yesus telah mengubahkan hidup banyak
orang. dimulai dari
kedua belas murid-Nya di Galilea, dan kemudian puluhan murid-murid pada hari Pentakosta,
hingga sekarang ini menjadi ribuan juta orang percaya diseluruh dunia. Di
Matius 4:19-20 tertulis: “Yesus berkata kepada mereka, mari ikutlah Aku dan
kamu akan kujadikan penjala manusia.” Lalu ikutlah para murid-muridnya
mengikuti dia. Jika kita perhatikan, Ada dua kata perintah, yang berasal dari
kata dasar yang sama dari ayat tersebut. Yaitu ikutlah di ay. 19 dan mengikuti
di ayat 20. Sebenarnya dalam bahasa asli Alkitab, kedua kata ini menggunakan
kata yang berbeda. Di ayat 19 menggunakan kata “deute opisoo
mou” yang berarti “marilah dibelakang-Ku atau berjalanlah dibelakang ku.”
Sedangkan ayat 20 memakai kata “ekolouthesan”
yang berarti mengikuti. Jadi ajakan Yesus mari
ikutlah aku mempunyai arti yang bersifat khusus “Mari
Ikutlah Dibelakang atau Mari Berjalan Dibelakang Ku.” Ajakan Yesus kepada para murid-muridnya, menjadi
ajakan bagi semua orang percaya disegala zaman. Yesus mau setiap orang percaya
berjalan dibelakang-Nya. Apa arti berjalan dibelakang Yesus?
Ada tiga arti berjalan dibelakang Yesus
1.
Berjalan dibelakang Yesus, berarti menyerahkan hidup kepada
seseorang dengan segala akibatnya.
-
Maksud Yesus mengajak para muridnya untuk berjalan
dibelakangnya bukan lah tanpa arti. Kata berjalan dibelakang ku, berdasarkan
pengertian bangsa Yahudi merupakan sebuah ajakan dari seorang guru kepada
muridnya. Murid tidak boleh berjalan disamping atau didepan gurunya, sebab itu
tidak sopan bila dilakukan seorang murid terhadap gurunya.
-
Dan dalam Perjanjian Lama mengikuti seseorang atau
berjalan dibelakang seseorang mengandung arti seperti: mengiringi, mentaati,
mencintai, menyerahkan diri dan mengabdikan diri. arti ini juga dapat kita
jumpai dari kisah Elisa yang mengikuti Elia (1 Raj. 19:20); Rut yang mengikuti
Naomi (Rut 1:14); mempelai wanita yang mengikuti mempelai laki-laki (Yer. 2:2);
budak yang mengikuti Abigail (1 Sam. 25:42). Arti kata berjalan dibelakang itu berarti, menyerahkan
hidup kita kepada seseorang dengan segala akibat-akibatnya.
-
Ilustrasi: memang mengikuti
seseorang atau berjalan di belakang seseorang membawa akibat atau dampak. Hidup
kita pasti akan berubah tergantung dengan siapa yang kita ikuti.
Aplikasi: Demikian juga dengan kita. Jika kita mengikuti dan
berjalan dibelakang Yesus, mau tidak mau hidup kita akan berubah. Cobalah lihat
kehidupan Yesus selama 33 Tahun dan 3 Tahun pelayananNya didunia. Mulai dari
Gurun Yehuda, ke sekeliling danau Galilea, di Kapernaum, ke Yerusalem, terus
melintasi daerah Samaria. Kemudian naik gunung Hermon, lalu melewati Getsemani,
Golgota, Emaus dan berakhir di bukit Zaitun. Coba lihat apa yang dilakukan
Yesus ditempat-tempat itu. Dengan siapa ia berjalan disana, siapa yang dijumpainya,
apa yang diperbuatNya dan apa yang dikatakannya.
Berjalan dibelakang Yesus dan mengikuti
dia akan membuat kita takjub. PelayananNya
sungguh luar biasa. Perhatian yang diberikan kepada sesamaNya, pertolonganNya,
Belas KasihNya bagi banyak Orang, kabar
kerajaan Allah yang diberitakanNya. Tidak mungkin jika apa yang dilakukan oleh
Yesus tidak membuat kita terpengaruh olehNya.
jika kita berjalan dibelakang Yesus, secara
tidak langsung gaya hidup kita menjadi sama seperti dia. kita akan belajar mengubah kebiasaan lama kita menjadi
seperti Yesus, kita belajar untuk melakukan apa yang Yesus lakukan. Tujuan
hidup kita akan sama seperti tujuan hidup Yesus. Cara berpikir dan sikap kita
kepada sesama akan seperti Dia. sungguh aneh jika kita berjalan dibelakang
Yesus tetapi gaya hidup kita tidak pernah berubah.
2.
Berjalan dibelakang Yesus bukan tuntutan melainkan
ajakan.
Yesus tidak menuntut kita untuk berubah. Melainkan mengajak kita
berubah. mengikuti di belakang Yesus merupakan kerelaan kita untuk mau
diubahkan seperti Dia. Yesus tidak memaksa kita. ia mau mengubah kita, jika
kita mau berubah. Itulah anugerah. Anugerah adalah sebuah pemberiaan bagi orang
yang mau menerimanya. Anugerah yang diberikan Yesus, adalah agar kita dapat hidup didalam kebenaran dan kekudusan,
anugerah yang melayakkan dan menyempurnakan kehidupan kita dihadapan Allah.
Ilustrasi: saudara pasti tahu
kisah bangsa Israel ketika menyeberangi sungai Yordan untuk memasuki tanah
kanaan. Jika kita perhatikan, peristiwa menyeberang sungai Yordan sangat unik.
Bangsa Israel berjalan dibelakang tabut perjanjian yang dibawa oleh para
imam-imam didepan mereka. Ketika tabut perjanjian yang diangkat oleh para imam
itu masuk kesungai, maka sungai itu terbelah seperti peristiwa laut merah Musa.
Setelah sungai itu terbelah dan tabut itu berjalan didepan bangsa Israel.
Bangsa Israel diperintahkan oleh Yosua untuk mengikuti tabut perjanjian itu
dari belakang. Kejadian itu merupakan sebuah anugerah, dimana ketika tabut
perjanjian atau Tuhan sendiri yang menuntun bangsa Israel di depan, bangsa
israel dapat memasuki tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Ketika bangsa itu
berjalan dibelakang Tuhan, mereka melihat pertolongan Tuhan yang telah
menyertai perjalanan mereka dipadang gurun; ketika bangsa itu berjalan
dibelakang Tuhan, hal besar terjadi atas hidup mereka, ketika mereka melihat
terbelahnya sungai Yordan; dan ketika mereka berjalan dibelakang Tuhan, berkat
Allah mengenai tanah yang berlimpah susu dan madu menjadi milik mereka.
Aplikasi: saudara sekalian,
mengikuti Yesus bukan hukuman atau sebuah beban. Ketika kita dengan sepenuh
hati mau mendengar dan mengikuti dia dari belakang. Tuhan sedang memimpin kita
dalam kehidupan yang penuh anugerah itu. Memang berjalan dibelakang Yesus tidak
mudah, akan tetapi berjalan dibelakangnya merupakan kasih karunia. Ketika kita
mau berjalan dibelakangNya, Tuhan akan menolong kita melangkah secara
berlahan-lahan. Ketika kita mau berjalan dibelakang Yesus, ada upah yang
disediakan olehnya. ketika kita berjalan dibelakangNya, iman kita akan semakin
diperkaya dan didewasakan olehNya. Oleh sebab itu jangan ragu untuk memilih
berjalan di belakang Yesus.
3.
Berjalan dibelakang Yesus adalah mengarahkan seluruh
hidup kita kepada-Nya.
Konon ada sebuah raja di daerah timur yang sangat bijaksana. Suatu kali
raja ini didatangi oleh seorang rakyat yang meminta nasihat darinya. Orang ini
meminta nasihat raja agar ia bisa lepas dari pencobaan hidup. Lalu raja ini
memberikan solusinya. Raja ini memerintahkan hambanya untuk mengambil cangkir
yang diisi penuh dengan minyak. Kemudian cangkir itu diberikan kepada seorang
rakyat itu dengan perintah “kamu harus membawa cangkir yang berisi minyak ini
dari ujung timur ke ujung barat kota, dan tidak boleh tumpah setetes pun. Jika
sampai tumpah maka kepalamu aku pengal.” Takutlah rakyat ini, dan melakukan apa
perintah raja dengan segera. Rakyat ini mengeluh kenapa tadi meminta nasihat
raja, tapi nasi sudah menjadi bubur. Ia melakukan apa kemauan raja itu. Dia
membawa cangkir itu dengan hati-hati, perhatiannya hanya tertuju pada cangkir
itu. Perjalanan semakin sukar ketika ia harus melewati jalan-jalan yang terjal
dan berbatu. Ia juga harus melewati jalan raya yang ramai dengan orang-orang
yang lalu-lalang disekitarnya. Tidak lama kemudian ia bisa melewati tantangan
dan sampai kesudut kota. Kemudian rakyat ini kembali menghadap raja dan
bertanya apa maksud raja. Kemudian raja itu tertawa dan bertanya “di perjalanan
tadi kamu bertemu dengan orang-orang yang kamu kenal tidak.” Rakyat ini bingung
dengan maksud raja, akan tetapi ia menjawab mungkin ia bertemu dengan orang
yang dikenalnya dijalan, tapi karena ia hanya memperhatikan cangkir itu ia
tidak sempat memperhatikan sekelilingnya. Raja itu berkata sekarang kamu sudah
bisa mengatasi pencobaanmu. Dengan memperhatikan cangkir ini, kamu tidak lagi
memperhatikan pencobaan sekelilingmu kan.
Aplikasi: ketika kita berjalan dibelakang Yesus, kita
akan menghadapi banyak tantangan atau pencobaan disekeliling kita. Saat
kita belajar untuk mengasihi, orang lain bisa saja merendahkan kita. Saat kita
berusaha hidup didalam kebenarannya, dunia menolak kita, saat kita menjadi sama
seperti Yesus, orang-orang menertawakan
kita. akan tetapi jika kita mengarahkan hidup, memusatkan hidup hanya kepada
Yesus. Kita pasti mampu melakukannya. Memandang Yesus akan membuat kita tetap
teguh didalam iman kita. saat manusia bisa mengecewakan atau merugikan kita,
jika kita memandang Yesus kita belajar untuk mengasihi mereka tanpa peduli apa
yang mereka perbuat. Kita bisa
mengampuni, merendahkan diri, menolong orang lain, membalas kejahatan dengan
kebaikan. Hanya jika kita memandang Yesus dalam hidup kita.
Kesimpulan: Saat ini apakah
kita mau menjadi seorang murid yang mau berjalan dibelakang Yesus. Jika kita
mau senantiasa berjalan dibelakang Yesus didalam kehidupan ini, berarti kita siap untuk menyerahkan diri dengan segala
akibatnya kepadaNya. Berjalan
dibelakangnya adalah sebuah anugerah. Berjalan dibelakangnya akan membuat kita
tetap teguh menghidupi iman kita. “Mari ikutlah aku” itu panggilan Tuhan Yesus bagi
kita semua, panggilan bagi orang-orang yang mau mengikuti dia dengan sepenuh
hati.
Komentar
Posting Komentar