IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG
IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG
(MATIUS 17:20)
Pendahuluan: ada
satu kebenaran yang luar biasa dari ayat ini, bahwa tiada yang mustahil bagi
orang percaya. Ketika kita percaya, Tuhan mampu melakukan segala sesuatu yang
mustahil. Itulah makna iman yang mampu memindahkan gunung. Setiap kita pasti
merindukan untuk memiliki iman yang mampu memindahkan gunung. Bagaimana
memiliki yang mampu memindahkan gunung.
Ada tiga prinsip yang dapat kita pelajari dari ayat ini.
1. kita harus
memiliki keberanian untuk beriman memindahkan gunung.
Sering kali kita mengukur iman kita secara manusia. mustahil
mempercayai iman seukuran biji sesawi yang mampu memindahkan gunung. Secara
logikanya. Untuk memindahkan gunung ya, diperlukan iman sebesar gunung.
Seimbang, sesuai atau sebanding. Tetapi Yesus berkata lain. Untuk memindahkan
gunung bukan soal ukaran iman kita. akan tetapi untuk memindahkan gunung
diperlukan iman yang berani memindahkan gunung. Iman yang berani bertindak
untuk melakukan sesuatu yang besar. Mengharapkan sesuatu yang besar atau
mencapai sesuatu yang besar. Apa yang menjadi gunung kita? apakah masa depan
gemilang, kehidupan yang sukses, kehidupan yang membawa berkat banyak orang,
pemulihan keluarga, mencapai pendidikan tertinggi. Semua itu dapat terjadi
asalkan saja kita memiliki iman didalam Yesus. Yesus mampu melakukannya, selama
kita terus beriman kepadanya.
Apakah ini masuk akal? ini jelas masuk akal kalau
dibandingkan dengan keyakinan orang dunia. orang-orang dunia saja ketika mereka
memiliki keyakinan, mereka mampu mencapai sesuatu yang besar. Lihat saja para
penemu. Seperti Thomas Edisson, Albert Einstein atau Wright bersaudara. Dengan
keyakinan akan potensi yang mereka miliki mereka mampu menciptakan sesuatu yang
besar seperti: lampu, rumus fisika atau pesawat terbang. Bukankah iman kita lebih dari pada sekedar keyakinan. Jika
keyakinan orang dunia berdasarkan kemampuannya sendiri mampu mencapai sesuatu
yang besar. Bukankah iman kita melebihi keyakinan itu karena kita mendasarkan
iman kita pada Yesus juruselamat dunia dan berkuasa atas kehidupan kita.
2. jangan pernah
meremehkan iman kita, karena Yesus tidak pernah meremahkan iman kita.
Dalam firman-Nya ia berkata, “iman sebesar biji sesawi.”
Bukan sekecil biji sesawi atau secukup biji seawi. Dalam arti lain, Yesus
mengatakan bahwa iman seukuran biji sesawi sudah lebih dari cukup untuk
memindahkan gunung. Iman seukuran biji sesawi lebih dari cukup untuk membuat
gunung beranjak dari tempatnya. Yesus tidak pernah sekalipun meremahkan iman orang yang
percaya kepada-Nya.
Kita dapat melihat bukti tersebut dalam Alkitab. Seorang
anak kecil yang membawa 5 roti dan 2 ikan dengan imannya mampu memberkati 5000
orang. Seorang perempuan tua yang mandul seperti Hana, ketika ia berdoa dengan
penuh iman di bait Allah, Tuhan menjawab doanya dengan memberinya seorang anak
bernama Samuel. Atau perempuan yang bertahun-tahun sakit pendarahan. Ketika ia
beriman, meskipun ia belum mengenal Yesus sebelumnya. Tuhan memulihkan
keadaannya. Jangan pernah takut untuk beriman kepada Tuhan. selama kita beriman
disitu selalu ada pertolongan.
3. iman harus menjadi
dasar dari kehidupan kita.
Pada kenyataannya, hidup ini penuh misteri. Banyak hal
didalam dunia ini yang tidak bisa kita jawab dengan pengetahuan, pengalaman dan
material. Seperti sakit penyakit, kejahatan, penderitaan atau keputuasaan. Dan
semuanya itu hanya dapat dijawab oleh iman. Oleh sebab itu dalam menjalani
kehidupan kita, kita tidak hanya mengandalkan kekuatan dan kemampuan manusia,
tetapi kita juga harus mengandalkan iman kita. iman harus menjadi dasar dari
kehidupan kita, untuk kita mengenal dan belajar tentang segala sesuatu sebagai
perbuatan Allah atas manusia.
Lalu iman yang bagaimana? Iman dalam bahasa yunani adalah
pistis. Pistis memiliki arti mempercayakan diri atau mengantungkan hidup kepada
siapa yang kita percayai. Berarti ketika kita beriman, kita hidup mempercayakan
diri dan mengantungkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.
Gambarannya seperti ini, ada seorang pasien yang telah sakit
sangat parah dan hampir mati. Suatu kali ia pergi kedokter dan dokter ini
dengan cekatan memeriksa, mendiaknosa penyakitnya dan memberikan resep obat.
Jika kita diposisi pasien, apa yang kita lakukan? pasti kita akan mengikuti
saran dokter dan melakukan apa yang diperintahnya, karena kehidupan kita
tergantung ditangannya.
Demikian juga arti beriman. Ketika kita beriman berarti kita
mempercayakan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. yang seolah-olah tanpa Tuhan,
hidup kita akan mati. Itu mempercayakan diri atau mengantungkan hidup kepada
Tuhan. kita menjalani kehidupan ini dengan ketaatan dan ketundukan penuh kepada
perintah Tuhan yang memberi kehidupan.
Kesimpulan:
janganlah takut untuk beriman. Berimanlah sebesar mungkin. pidahkanlah
gunung-gunung yang merintangi jalan kita kepada kehendak dan rencana Tuhan yang
besar atas hidup kita. selama kita beriman, disitulah Tuhan juga akan menolong
kita.
AMIN
BalasHapusPuji Tuhan
HapusAMIN... AMIN... AMIN...
BalasHapusTuhan baik
HapusAmin.
BalasHapusTuhan Yesus mengasihimu
Hapus