SIKAP BERIBADAH MENURUT PENGKHOTBAH
SIKAP
BERIBADAH MENURUT PENGKHOTBAH
(Pengkhotbah
4:17)
Setiap kita
pastilah tahu apa itu sikap beribadah? Sikap beribadah adalah berdoa. Lipat tangan,
tutup mata. Menyanyi, memuji dan menyembah Tuhan, Atau bertepuk tangan. Sikap itu
lumrah, sikap itu wajar dalam sebuah ibadah. Akan tetapi saudara-saudara,
menariknya di dalam pengajaran kitab pengkhotbah, sikap beribadah justru menggunakan
istilah-istilah yang tidak lazim, seperti: jagalah langkahmu, menghampiri dan
mendengarkan. Mengapa pengkhotbah memakai istilah-istilah ini saudara-saudara? Hari
ini kita akan belajar dari tiga istilah ini untuk mengetahui tentang sikap
beribadah menurut kebenaran Alkitab?
SIKAP BERIBADAH YANG PERTAMA ADALAH MENJAGA LANGKAH
KAKI KITA. Kata jagalah ini saudara-saudara, di dalam
perjanjian lama di ibaratkan dengan seseorang yang bekerja sebagai penjaga.
seorang penjaga memiliki tiga tugas.
Yang
pertama, menjaga agar
tidak ada yang masuk (Kej. 3:24). Hal ini seperti yang dilakukan para
malaikat yang menjaga taman eden. Malaikat-malaikat menjaga taman eden, agar
adam dan hawa yang telah jatuh dalam dosa tidak dapat masuk ke dalam taman itu.
Yang
kedua adalah melindungi
(1 Sam. 17:20) “Keesokan harinya, pagi-pagi, Daud bangun lalu berkemas.
Dombanya dititipkannya kepada seorang penjaga,
kemudian ia mengambil bawaannya lalu
berangkat, sesuai dengan perintah ayahnya”.
Melindungi yang dimaksud adalah melindungi seperti para gembala yang melindungi
domba-dombanya di padang belantara. Memelihara domba pada waktu itu tidak
seperti jaman sekarang saudara-saudara. Jika jaman sekarang domba-domba
dipelihara di lapangan atau dipadang rumput, tetapi pada zaman Israel,
domba-domba dipelihara di padang belantara atau hutan. Oleh karena dipelihara
di padang belantara atau hutan, maka sering kali domba-domba itu diterkam atau
diserang oleh binatang buas. Oleh sebab itu agar domba-domba itu tidak diterkam
atau diserang oleh binatang buas, harus ada seorang gembala yang bertugas untuk
melindungi domba-domba itu dari binatang buas.
Dan arti jagalah yang lain adalah waspada atau tidak lengah sedikit pun (1 Sam. 26:16).
Di ayat ini
dikisahkan tentang kegagalan Abner untuk melindungi raja Saul. pada waktu itu Abner
sebagai seorang jendral, kurang waspada dan lengah pada waktu menjaga raja Saul
di perkemahan. Akibat kelengahan Abner, Daud berhasil memasuki tenda Saul, dan
secara diam-diam, mencuri tombak serta kendi minum Saul. Jagalah disini
saudara-sudara, sesungguhnya memiliki arti, mengawal atau melindungi tanpa
lengah sedikitpun.
Dari ketiga ayat-ayat tadi, kita dapat melihat arti
menjaga menurut pengkhotbah adalah menjaga agar tidak ada yang masuk,
melindungi, atau waspada. Apa yang harus kita jaga, lindungi, dan waspadai
saudara-saudara? Kembali ke pengkhotbah 4:17, Menurut pengkhotbah yang harus
kita jaga adalah langkah kaki kita. “jagalah langkahmu”. Jadi jagalah disini
menunjuk kepada menjaga langkah kaki kita sendiri atau dapat dikatakan menjaga
diri kita sendiri. Maka sikap beribadah dengan menjaga langkah kaki kita,
sesungguhnya memiliki arti, menjaga diri kita sendiri dari hal-hal buruk atau menjaga
diri dari kita sendiri dari pengaruh-pengaruh negatif yang ada di sekitar kita.
Ibadah yang benar menurut pengkhotbah adalah suatu sikap
dimana kita dapat menjaga kekudusan hidup dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada
diluar kita. Sadar atau tidak kita sadari, sering kali kita gagal
menjaga kekudusan hidup oleh karena pengaruh-pengaruh buruk yang ada disekitar
kita. Karena orang banyak biasa berbuat sesuatu yang tidak benar, maka secara
otomatis kita meniru atau mengikuti perbuatan mereka.
Itulah yang dialami salomo saudara-saudara. Salomo adalah
seseorang yang sangat berhikmat dan takut akan Tuhan. oleh karena hikmatnya dan
sikapnya yang takut akan Tuhan. Tuhan memberkati salomo secara luar biasa.
Tuhan memakai salomo untuk membangun bait Allah dan bahkan Israel menjadi
makmur di bawah pemerintahannya. Tetapi kehidupan salomo mulai berubah. Ketika
salomo memiliki 1000 Istri dan sebagaian besar istrinya adalah orang-orang dari
negeri asing yang menyembah berhala. maka tanpa sadar salomo mulai terpengaruh
oleh kehidupan istri-istrinya yang menyembah berhala. Akibatnya, Salomo mulai
meninggalkan Tuhan, oleh karena ia tidak dapat menjaga dirinya sendiri dari
lingkungan yang sangat buruk.
Saudara-saudara, agar kita tetap dapat menjaga kekudusan
hidup sebagai bentuk dari ibadah kita kepada Tuhan. kita perlu menjaga diri
dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada disekitar kita. Bagaimana caranya? Kita perlu waspada, jangan
membuka celah untuk kebiasaan-kebiasaan
yang buruk itu mempengaruhi kita. Jangan sampai kita terjerumus, terhasut,
terbawa arus oleh berbagai macam ajaran atau kehidupan dunia ini yang
bertentang dengan firman Tuhan.
SIKAP
BERIBADAH YANG KEDUA ADALAH MENGHAMPIRI. Apa
hubungan beribadah dengan menghampiri? Saudara-saudara, Jika melihat kebiasaan ibadah pada jaman Israel pada waktu itu. Hanya
ada satu tempat beribadah di seluruh negeri Israel, yaitu bait Allah di
Yerusalem. Jadi Setiap kali beribadah, seluruh rakyat dari berbagai daerah
harus datang dan berbondong-bondong menuju ke bait Allah yang ada di Yerusalem. Untuk beribadah
saja mereka harus menempuh perjalanan yang jauh dan sukar,
melewati gunung-gunung dan padang belantara.
Maka dari itu, nasihat pengkhotbah agar orang Israel menghampiri
sebagai sikap beribadah, sesungguhnya dimaksudkan agar orang
israel tetap setia untuk datang beribadah kepada Tuhan. meskipun jauh dan
sukar, tetapi Mereka tidak jemu-jemu, mereka selalu memiliki
kerinduan untuk bertemu Tuhan.
Saudara-saudara, sikap beribadah harus dimulai dengan
hati yang rindu untuk berjumpa dengan Tuhan. Apakah ketika kita datang
beribadah kita memiliki hati yang rindu untuk berjumpa dengan Tuhan?
SIKAP
BERIBADAH SELANJUTNYA ADALAH
MENDENGARKAN. Mendengarkan merupakan suatu sikap yang taat terhadap
perintah-perintah Tuhan. Jika membaca 1 Samuel 15:22 “Tetapi jawab
Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan”. Mendengar adalah suatu sikap yang taat. Bagi
Tuhan ketaatan lebih utama dari pada korban bakaran.
Ibadah yang sejati adalah ibadah yang dibarengi dengan sikap hati yang taat kepada suara Tuhan. Akan sangat percuma apabila kita datang beribadah hanya memperhatikan acara ibadah, suasana ibadah, penampilan, persembahan, tetapi kita melupakan hal yang terpenting yaitu ketaatan kita. Tuhan tidak pernah menuntut banyak agar kita selalu datang kepadanya, atau bahkan berjam-jam beribadah kepadanya. Tidak saudara-saudara! yang Tuhan mau adalah kita memiliki sikap hati yang taat untuk mendengarkan segala ketetapan dan perintah-Nya atas kehidupan kita.
Komentar
Posting Komentar